Sukses Barca Ditanggapi Sinis
Kubu Real Madrid tetap menilai sinis kesuksesan rival abadinya, Barcelona, yang melaju ke final Liga Champions. Barcelona berhak tampil pada partai puncak seusai bermain imbang 1-1 dengan Real Madrid pada laga kedua semifinal di Stadion Nou Camp, Barcelona, Selasa(3/5).
Hasil imbang 1-1- sudah cukup buat Barcelona. Tim polesan Pelatih Pep Guardiola secara agregat unggul 3-1 berkat kemenangan 2-0 pada laga pertama saat tandang ke markas Real Madrid.
Seperti pekan sebelumnya, prestasi yang diraih Barcelona juga dinilai sinis kubu Real Madrid. Asisten Pelatih Real Madrid Aitor Karanka menyebutkan, keputusan kontroversial wasit membuat timnya tersingkir.
Real Madrid tampil tanpa didampingi Pelatih Jose Mourinho yang menjalani hukuman. Mourinho dikabarkan berada di kamar hotel tim dan hanya menyaksikan pertandingan melalui siaran langsung di televisi.
“Ramalan Mourinho benar bahwa kami tidak mungkin ke final. Dia mengatakan, kerja perangkat pertandingan akan mudah karena persaingan sudah selesai setelah apa yang terjadi (pada laga pertama). Dia benar lagi,” kata Karanka.
Sindiran pedas juga diungkapkan bintang Real Madirid, Cristiano Ronaldo. “Tahun depan, mereka mungkin akan langsung memberikan piala ke Barcelona. Ini seperti film Mission Imposible 4,” kata Ronaldo.
Kiper Real Madrid, Iker Casillas, juga tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kontroversi terulang lagi. Kami sudah merasakan adanya kecurangan dan dikalahkan oleh perangkat pertandingan,” ujarnya.
Real Madrid memang berpeluang unggul lebih dahuluketika pada menit ke-46 Gonzalo Higuain membobol gawang Barcelona dengan memanfaatkan umpan Ronaldo. Namun, wasit Frank De Bleeckere tidak mengesahkan gol itu karena menilai Ronaldo melanggar Javier Mascherano ketika melepaskan umpan.
Dari tayangan ulang terlihat Ronaldo menabrak Mascherano setelah berkontak fisik dengan bek Barcelona, Gerard Pique.
Kubu Barcelona cukup tenang menanggapi keluhan yang dilontarkan kubu Madrid. “Mereka selalu mencari perhatian lain untuk mengalihkan fakta yang sedang terjadi,” Kata bek sayap Daniel Alves.
Guardiola lebih memilih memuji permainan timnya. “Kami menampilkan usaha hebat. Itu adalah pencapaian bagus, terutama karena menyingkirkan Real Madrid. Hari ini berakhir dan kami ingin menikmati momen ini,” ujar Guardiola.
Terlepas dari adanya keputusan controversial, fakta di lapangan menunjukkan Barcelona lebih lama menguasai bola, 69 persen, sedangkan Real Madrid hanya 31 persen. Sementara dari sisi agresivitas, pamain Barcelona melepas 12 tembakan ke gawang, sedangkan pemain Real Madrid hanya 4 kali.
Pedro Rodriguez membuka keunggulan untuk Bacelona saat laga babak kedua baru berjalan 9 menit. Sementara gol balasan Real Madrid dicetak bek kiri, Marcelo, 10 menit kemudian.
Keberhasilan Barcelona juga menjadi momen special buat bek Eric Abidal, yang baru tampil lagi setelah menjalani operasi kanker hati pada Maret. Seusai laga, Abidal dibopong dan diangkat rekan-rekannya.
Kamis, 19 Mei 2011
Pencak Macan dan Macapatan Tergerus Zaman
Pada Rabu (23/3) siang di dekat Bale Kembang, Kelurahan Lumpur, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, masyarakat sekitar riuh rendah menyaksikan kesenian pencak macan. Setelah itu, mereka mendengarkan alunan tembang macapat yang dilantunkan Nur Hasyim dengan membaca Serat Sindujoyo. Pencak macan dan macapatan kini semakin langka.
Dua budaya leluhur yang adiluhung itu terancam punah akibat tergerus zaman. Pencak macan adalah salah satu kesenian pengiring arak-arakan pengantin masyarakat pesisir di Kelurahan Lumpur dan Kroman yang sudah berusia ratusan tahun. Pertama kali seni ini dikenalkan dan dilestarikan oleh Mbah Sindujoyo. Itu setidaknya terungkap dalam Serat Sindujoyo yang ditulis dalan huruf Arab pegon dilengkapi gambar-gambar ilustrasi.
Tradisi pencak macan merupakan tradisi ngarak (mengiringi) pengantin dengan berjalan, dimulai dari rumah pengantin laki-laki. Setelah pengantin laki-laki dirias dan keluar rumah, langsung disambut penabuh hadrah dengan bacaan salawat. Pengantin berangkat diiringi arak-arakan kesenian tradisional yang dipentaskan di perempatan jalan, seperti hadrah dengan lantunan salawat dan tabuhan pencak silat terdiri dari tanjidor, tuk nong, dan kendang.
Tradisi pencak macan secara filosofisnya mempunyai arti sebagai pengingat tentang lika-liku serta konflik perjalanan yang akan dihadapi pasangan pengantin sebagai suami-istri dalam menjalani bahtera rumah tangga. Setidaknya hal itu tergambar dalam peran fisik macan, genderuwo, monyet, dan seorang ulama.
Macan melambangkan seorang laki-laki perkasa yang bersifat keras, memiliki sikap, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Monyet menggambarkan seorang perempuan lincah walaupun cerewet dan suka aneh-aneh. Namun, dia mempunyai sikap rajin dalam mengurus rumah tangga. Di sisi lain, genderuwo (setan) melambangkan sifat angkara murka dan hawa nafsu.
Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga, pasangan suami-istri tidak luput dari perselisihan dan konflik yang dipicu akibat tipu daya dan godaan setan. Rumah tangga yang terpengaruh bisikan setan sering terlibat pertengkaran. Hal ini digambarkan symbol macan dan kera berkelahi dengan gerakan pencak silat.
“Oleh karena itu, untuk menenangkan ada salawat. Artinya, bila rumah tangga ingin tentram rukun tidak bertengkar seperti macan dan kera, harus banyak bersalawat kepada Nabi Muhammad dan mendekatkan diri pada Allah. Hal ini disimbolkan dengan ulama, seni hadrah, dan bacaan salawat,” kata Muharis, salah seorang seniman pencak macan.
Pada Rabu (23/3) siang di dekat Bale Kembang, Kelurahan Lumpur, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, masyarakat sekitar riuh rendah menyaksikan kesenian pencak macan. Setelah itu, mereka mendengarkan alunan tembang macapat yang dilantunkan Nur Hasyim dengan membaca Serat Sindujoyo. Pencak macan dan macapatan kini semakin langka.
Dua budaya leluhur yang adiluhung itu terancam punah akibat tergerus zaman. Pencak macan adalah salah satu kesenian pengiring arak-arakan pengantin masyarakat pesisir di Kelurahan Lumpur dan Kroman yang sudah berusia ratusan tahun. Pertama kali seni ini dikenalkan dan dilestarikan oleh Mbah Sindujoyo. Itu setidaknya terungkap dalam Serat Sindujoyo yang ditulis dalan huruf Arab pegon dilengkapi gambar-gambar ilustrasi.
Tradisi pencak macan merupakan tradisi ngarak (mengiringi) pengantin dengan berjalan, dimulai dari rumah pengantin laki-laki. Setelah pengantin laki-laki dirias dan keluar rumah, langsung disambut penabuh hadrah dengan bacaan salawat. Pengantin berangkat diiringi arak-arakan kesenian tradisional yang dipentaskan di perempatan jalan, seperti hadrah dengan lantunan salawat dan tabuhan pencak silat terdiri dari tanjidor, tuk nong, dan kendang.
Tradisi pencak macan secara filosofisnya mempunyai arti sebagai pengingat tentang lika-liku serta konflik perjalanan yang akan dihadapi pasangan pengantin sebagai suami-istri dalam menjalani bahtera rumah tangga. Setidaknya hal itu tergambar dalam peran fisik macan, genderuwo, monyet, dan seorang ulama.
Macan melambangkan seorang laki-laki perkasa yang bersifat keras, memiliki sikap, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Monyet menggambarkan seorang perempuan lincah walaupun cerewet dan suka aneh-aneh. Namun, dia mempunyai sikap rajin dalam mengurus rumah tangga. Di sisi lain, genderuwo (setan) melambangkan sifat angkara murka dan hawa nafsu.
Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga, pasangan suami-istri tidak luput dari perselisihan dan konflik yang dipicu akibat tipu daya dan godaan setan. Rumah tangga yang terpengaruh bisikan setan sering terlibat pertengkaran. Hal ini digambarkan symbol macan dan kera berkelahi dengan gerakan pencak silat.
“Oleh karena itu, untuk menenangkan ada salawat. Artinya, bila rumah tangga ingin tentram rukun tidak bertengkar seperti macan dan kera, harus banyak bersalawat kepada Nabi Muhammad dan mendekatkan diri pada Allah. Hal ini disimbolkan dengan ulama, seni hadrah, dan bacaan salawat,” kata Muharis, salah seorang seniman pencak macan.
Langganan:
Postingan (Atom)